Berpikir Tingkat Tinggi dimungkinkan ketika seseorang mengambil informasi baru dan informasi yang tersimpan dalam memori dan saling terhubungkan atau menata kembali dan memperluas informasi ini untuk mencapai tujuan atau menemukan jawaban yang mungkin dalam situasi membingungkan. Dalam proses belajar kognitif akan menghubungkan dengan taksonomi Bloom berdasarkan Anderson & Kartwohl pada tingkat lebih rendah yaitu mengingat, memahami, menerapkan/mengaplikasi. Sedangkan pada tingkat lebih tinggi yaitu menganalisis, mengevaluasi, dan mengkreasi.
Klasifikasi kata kerja operasional yang diterapkan dalam kategori taksonomi Bloom dalam berpikir tingkat lebih tinggi (HOT) pada tingkat menganalisis antara lain: Menganalisa; Menilai; Mengkalkulasi; Mengkategorikan; Membandingkan; Menyimpulkan; Mengkontraskan; Mendeduksi; Membedakan; Memisahkan; Mengambil/Membuat simpulan; Menginterpretasi; Menguji; Merumuskan; Memprediksi. Pada tingkat mengevaluasi antara lain: Menilai (+pertimbangan); Menguji; Memilih; Mengkritik; Mengevaluasi; Memutuskan; Meratingkan ; Memberi nilai. Sedangkan pada tingkat mengkreasi antara lain: Mengabstraksi; Mengatur; Menganimasi; Mengumpulkan; Mengkategorikan; Mengkode; Mengkombinasikan; Menyusun; Mengarang; Membangun; Menanggulangi; Menghubungkan; Menciptakan; Mengkreasikan; Mengoreksi; Merancang; Merencanakan; Mendikte; Meningkatkan; Memperjelas; Memfasilitasi; Membentuk; Merumuskan; Menggeneralisasi; Menggabungkan; Memadukan; Membatas; Mereparasi; Menampilkan; Menyiapkan; Memproduksi; Merangkum; Merekonstruksi; Membuat.
Dimensi Proses Kognitif
(Anderson & Krathwohl, 2001)
Kategori/Proses Kognitif | Definisi | ||
---|---|---|---|
Ingatan | Mengambil pengetahuan yang relevan dari ingatan jangka-panjang | ||
Pemahaman | Membangun arti dari proses pembelajaran, termasuk komunikasi lisan, tertulis, dan gambar | ||
Applikasi | Melakukan atau menggunakan prosedur di dalam situasi yang tidak biasa | ||
Analisis | Memecah materi ke dalam bagian-bagiannya dan menentukan bagaimana bagian-bagian itu terhubungkan antarbagian dan ke struktur atau tujuan keseluruhan | ||
Evaluasi | Membuat pertimbangan berdasarkan kriteria atau standar | ||
Kreasi | Menempatkan unsur-unsur secara bersama-sama untuk membentuk keseluruhan secara koheren atau fungsional; menyusun kembali unsur-unsur ke dalam pola atau struktur baru | ||
Arti keterampilan berpikir
Apakah higher order thinking? Berpikir tingkat tinggi (Higher-order thinking =HOT) dimaknai sebagai ingatan atau pengetahuan diperkecil dan melakukan pembelajaran yang penekanannya pada unsur:
- Mentransfer dari satu konteks ke konteks lain
- Memproses dan menerapkan informasi
- Melihat hubungan antara informasi yang berbeda
- Menggunakan informasi untuk menyelesaikan masalah
- Menguji gagasan dan informasi secara kritis
- Higher-order thinking menunjukkan pemahaman terhadap informasi dan bernalar (reasoning) bukan hanya sekedar mengingat informasi.
- Kita tidak menguji ingatan, sehingga kadang-kadang perlu untuk menyediakan informasi yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan dan siswa menunjukkan pemahaman terhadap gagasan dan informasi dan/atau memanipulasi atau menggunakan informasi tersebut.
Keterampilan berpikir didefinisikan sebagai proses kognitif yang dipecah-pecah ke dalam langkah-langkah nyata yang kemudian digunakan sebagai pedoman berpikir. Contoh keterampilan berpikir adalah menarik kesimpulan (inferring), yang didefinisikan sebagai kemampuan untuk menghubungkan berbagai petunjuk (clue) dan fakta atau informasi dengan pengetahuan yang telah dimiliki untuk membuat suatu prediksi hasil akhir yang terumuskan. Dalam mengajarkan keterampilan berpikir menarik kesimpulan, pertama-tama proses kognitif inferring harus dipecah ke dalam langkah-langkah: (a) mengidentifikasi pertanyaan atau fokus kesimpulan yang akan dibuat, (b) mengidentifikasi fakta yang diketahui, (c) mengidentifikasi pengetahuan yang relevan yang telah diketahui sebelumnya, dan (d) membuat perumusan prediksi hasil akhir.
Terdapat tiga istilah yang berkaitan dengan keterampilan berpikir, yang sebenarnya cukup berbeda; yaitu berpikir tingkat tinggi (higher order thinking), berpikir kompleks (complex thinking), dan berpikir kritis (critical thinking). Berpikir tingkat tinggi adalah operasi kognitif yang banyak dibutuhkan pada proses-proses berpikir yang terjadi dalam short-term memory. Berpikir kompleks Berpikir kritis merupakan salah satu jenis berpikir yang konvergen, yaitu menuju ke satu titik. Lawan dari berpikir kritis adalah berpikir kreatif, yaitu jenis berpikir divergen, yang bersifat menyebar dari suatu titik. adalah proses kognitif yang melibatkan banyak tahapan atau bagian-bagian.
Kemampuan berpikir merupakan proses keterampilan yang bisa dilatihkan, artinya dengan menciptakan suasana pembelajaran yang kondunsif akan merangsang siswa untuk meningkatkan kemampuan berpikir. inilah peran guru untuk mencari metode dan strategi pembelajaran yang dampaknya dapat menigkatkan kemampuan berpikir siswa.
Peluang penilaian HOTS dalam PJOK
Pada proses pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK) sebenarnya sebagian guru sudah meninggalkan terlalu dominannya guru (teacher center) berpindah ke peran peserta didik (student center). Inilah modal besar yang membantu peserta didik untuk berpikir tingkat tinggi, sehingga dalam penilaian juga memungkinkan untuk menggunakan penilaian keterampilan berpikir tingkat tinggi. Namun masih banyak pula guru PJOK menerapkan metode dan strategi pembelajaran yang lebih didominasi guru (teacher center), karena kebiasaan gaya mengajar yang lama yaitu dengan mengajar menggunakan gaya komando. Beberapa gaya mengajar dengan peran siswa aktif antara lain: gaya latihan (practise), gaya mengajar timbal balik (reciprocal), gaya mengajar periksa diri (selfcheck) , gaya mengajar inkusi (inclution), gaya mengajar penemuan terpandu (guided discovery), gaya mengajar penemuan terbuka (convergen), gaya mengajar penemuan mandiri (divergen), dan gaya mengajar lainnya.
Jika diperhatikan/dihubungkan dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan kita bagian negara Indonesia tercinta, berpikir tingkat tinggi masih minim diterapkan dalam kehidupan.
Contoh:
- Rendahnya ketaatan disiplin berlalu-lintas: penggunaan marka jalan dan lampu lalu lintas masih rendah, sehingga tertib bukan kebutuhan karena selalu berpikir “yang penting menguntungkan saya” dan tidak pernah berpikir “bagaimana dampak perbuatan saya merugikan bagi orang lain”.
- Rendahnya kesadaran terhadap keselamatan berkendara (safety riders) di jalan: penggunaan alat pengaman mengendarai motor di jalan raya, seperti helm, sepatu, jaket, sarung tangan, dan alat pelindung lainnya. Bahkan tidak pernah terpikirkan “akibat kelalaian saya, orang lain akan celaka”. contoh: ugal-ugalan di jalan, tidak menggunakan tanda-tanda isyarat kendaraan dalam berlalu-lintas, dsb.
- Rendahnya kesadaran terhadap keselamatan bekerja (safety work): tukang bangunan dalam bekerja masih minim menggunakan pelindung tubuh (helm proyek, pakaian kerja proyek, sarung tangan, sepatu boot).
- Rendahnya kesadaran terhadap ketertiban: penjual dan pembeli bertransaksi di tempat yang illegal (di trotoar, di tepi jalan, di persimpangan lampu PIL dan lain-lain). Memarkir kendaraan sembarangan (angkot ngetem sembarangan, parkir di lokasi larangan parkir, dsb).
- Rendahnya kesadaran terhadap kebersihan dan keindahan lingkungan: membuang sampah sembangan; pengelolaan pembuangan sampah lingkungan belum terintegrasi, pengelolaan pengolahan sampah akhir belum produktif.
- Rendahnya kesadaran terhadap kewaspadaan dan antisipasi kejadian: Jarang dilakukan simulasi bencana dan bahaya alam, bencana kebakaran, bencana gempa dan sebagainya.
- Rendahnya kesadaran terhadap antisipasi keadaan lain dalam kehidupan: latihan simulasi keluarga hidup di alam terbuka (hidup di pengungsian, camping, berpetualang, dan sebagainya).
Pada pembelajaran dengan berpikir tingkat tinggi di PJOK terutama memilih permainan (tradisional maupun olahraga) sebenarnya sudah terdapat unsur-unsur berpikir tingkat tinggi. Contoh:
- simulasi berbagas permainan kecil,
- menerapkan strategi bermain (strategi permainan 1, strategi permainan 2, strategi permainan 3) , strategi individu dalam permainan,
- menerapkan langkah proses gerak dominan (PGD) dalam keterampilan berguling, melempar, lompat dan loncat, memukul, menerapkan keterampilan atau teknik bermain voli,
- menerapkan keterampilan atau teknik bermain sepakbola,
- menerapkan keterampilan atau teknik bermain kasti,
- menerapkan keterampilan atau teknik bermain rounders,
- menerapkan keterampilan bermain galasin, dan sebagainya.
Post a Comment
Welcome ^^
Thank You for Visit my Blog :D