NEW POST

Thursday, February 6, 2020

Bilangan Arab Kuno - Sejarah Angka

!!! FIle Ini Asli Milik Poleminfo99. Apabila ingin share, harap cantumkan sumbernya.
Terimakasih !!!!








Angka Arab Sesuai dengan sejarah mereka, angka-angka (0,1,2,3,4,5,6,7,8,9) juga dikenal sebagai Angka Hindu atau Angka Hindu-Arab. Alasan merek lebih dikenal sebagai "Angka Arab" di Eropa dan Amerika adalah karena mereka diperkenalkan ke Eropa pada abad kesepuluh melalui bangsa Arab di Afrika Utara. Dahulu (dan sampai sekarang) digit-digit tersebut masih dipergunakan oleh orang Arab barat semenjak dari Libya hingga ke Maroko. Di sisi lain, orang-orang Arab menyebut sistem tersebut dengan nama "Angka Hindu", yang mengacu pada asal mereka di India.


Namun demikian, angka ini tidak boleh dirancukan dengan "Angka Hindu" yang dipergunakan orang-orang Arab di Timur Tengah (٠.١.٢.٣.٤.٥.٦.٧.٨.٩), yang disebut dengan nama lain Angka Arab Timur  atau dengan angka-angka lain yang saat ini dipergunakan di India (misalnya angka Dewanagari: .........). Dalam bahasa Inggris, dengan demikian istilah Angka Arab dapat menjadi bermakna ganda. Ia paling sering digunakan untuk merujuk pada sistem bilangan digunakan secara luas di Eropa dan Amerika. Dalam hal ini, Angka Arab adalah nama konvensional untuk seluruh keluarga sistem angka Arab dan India. Kemungkinan lainnya ialah ia dimaksudkan untuk angka-angka yang digunakan oleh orang Arab, dalam hal ini umumnya mengacu pada Angka Arab Timur.

  • SEJARAH

A. Asal Usul
Angka Brahmi adalah sistem yang digunakan di India yang menggantikan angka Kharosthi, selepas penaklukan Alexander Agung pada abad ke-4 SM. Angka Brahmi dan Kharosthi digunakan bersama pada zaman kaisar Maurya, di mana kedua-duanya muncul dalam titah perintah Asoka pada abad ke-4 SM. Inskripsi Buddha sekitar 300 SM menggunakan simbol 1,4 dan 6. Seratus tahun kemudian, penggunaan simbol untuk 2, 4, 6 dan 9 telah dicatat. Angka Brahmi ini merupaakan nenek moyang dari angka Hindu-Arab, bilangan 1 sehingga 9, tetapi tidak menggunakan sistem kedudukan dengan NOL, dan terdapat angka yang berasingan untuk setiap puluh (10, 20, 30, dll). Sistem angka yang kita kenali hari ini adalah dengan tatatanda kedudukan dan penggunaan NOL, dan secara asasnya tidak bergantung kepada simbol yang digunakan, dan lebih muda usianya dari angka Brahmi. 
B. Perkembangan
Perkembangan sistem perpuluhan berasal dari matematik India ketika era empayar Gupta. Sekitar 500 M, ahli astronomi Aryabhata menggunakan perkataan kha ("kekosongan") untuk menanda "sifar" dalam jadual digit.  Kitab Brahmasphutasiddhanta yang ditulis pada abad ke-7, mengandungi pemahaman yang agak maju tentang peranan sifar dalam matematik.  Terjemahan Sanskrit untuk teks kosmologi Jain abad ke-5 yang hilang, Lokavibhaga mungkin memelihara contoh terawal penggunaan kedudukan sifar. Perkembangan di India ini telah diambil alih oleh matematik Islam pada kurun ke-8, seperti yang direkodkan dalam kronologi cendekiawan (awal kurun ke-13) karya Al-Qifti
Sistem angka ini kemudiannya dibincangkan oleh ahli matematik Parsi, Al-Khawarizmi dalam bukunya, Tentang pengiraan dengan angka Hindu (825M) dan ahli matematik Arab Al-Kindi dalam bukunya, Tentang penggunaan angka India (كتاب في استعمال العداد الهندي [kitab fi isti'mal al-'adad al-hindi] (830M). Kedua karya ini memainkan peranan besar dalam menyebarkan sistem angka India ke seluruh dunia Islam dan akhirnya ke Eropah. Dalam matematik Islam kurun ke-10, sistem ini telah dikembangkan dengan kemasukan subjek pecahan, seperti yang direkodkan dalam karya ahli matematik Arab Abu'l-Hasan al-Uqlidisi pada tahun 952–953. 
C. Sistem Bilangan Hindu-Arab
Sistem bilangan Hindu-Arab adalah sistem angka dengan kedudukan persepuluh yang dirancang pada abad ke-9 oleh ahli matematika India, yang kemudian diadaptasi oleh ahli matematika Persia (Al-Khawarizmi dalam buku Tentang pengiraan dengan angka Hindu yang ditulis sekitar 825M) dan ahli matematika Arab (Al-Kindi meneruskan bukunya Tentang penggunaan angka India keluaran 830M), dan kemudiannya tersebar ke dunia barat pada zaman Pertengahan
Sistem ini adalah berasaskan pada sepuluh (asalnya sembilan) simbol yang berbeda. Simbol (glif) yang digunakan untuk mewakili sistem ini pada dasarnya adalah berkembang di luar sistem itu sendiri. Glif yang digunakan berasal dari angka Brahmi, dan telah berkembang menjadi berbagai variasi tipografi semenjak zaman Pertengahan
Set-set simbol ini dapat dibagi menjadi tiga bagian utama: 
  • Angka India yang digunakan di India,
  • Angka Arab timur yang digunakan di Mesir dan Timur Tengah, dan
  • Angka Arab barat yang digunakan di Arab Maghrib.
D. Tata Letak
Sistem angka Hindu-Arab dibuat untuk tata letak kedudukan dalam sistem perpuluhan. Dalam bentuk yang lebih maju, tata tanda kedudukan juga menggunakan Sistem bilangan desimal dan juga satu simbol untuk ad infinitium (untuk kegunaan modern, simbol Vinculum juga digunakan). Sistem angka ini dapat menjadi simbol untuk sembarang Bilangan rasional dengan menggunakan hanya 13 simbol (sepuluh digit, penanda perpuluhan, vinculum dan pilihan tanda minus pendek untuk menyatakan bilangan negatif).

E. Simbol
Terdapat berbagai jenis simbol yang digunakan untuk mewakili angka dalam bilangan Hindu-Arab, yang semuanya berevolusi dari angka Hindu. Sejak zaman pertengahan, jenis simbol dalam sistem ini telah berkembang menjadi berbagai variasi tipografi, dan dapat dibagi ke dalam tiga kelompok:
  • Angka Arab barat yang telah tersebar luas dan digunakan dengan abjad Latin, abjad Cyril dan Alfabet Yunani. Ia berasal dari "angka Arab barat " yang digunakan di al-Andalus dan Arab Maghrib.
  • Angka Arab timur yang digunakan dengan abjad Arab, dipercayai mulai berkembang dari kawasan yang sekarang disebut dengan Irak. Variasi angka Arab timur juga terdapat dalam angka Urdu dan Persia. Terdapat beberapa variasi dalam penggunaan glif untuk digit Arab timur terutamanya untuk digit empat, lima, enam, dan tujuh (lihat tabel di bawah). 
Angka India yang digunakan dengan angka dari keluarga Brahmi di India dan Asia Tenggara.


Contoh angka arab dalam bentuk satuan, puluhan, ratusan, dan ribuan:
١ (waahidun) = 1
٢ (itsnaani) = 2
٣ (tsalaatsatun) = 3
٤ (arba’atun) = 4
٥ (khamsatun) = 5
٦ (sittatun) = 6
٧ (sab’atun) = 7
٨ (tsamaaniyatun) = 8
٩ (tis’atun) = 9
١٠ (‘asyratun) = 10
٨٩ (tis’atun  wa tsamaanuuna) = 89
٧٥٩ (sab'atun miatin tis'u wa khamsuna) = 759
٨٨٢٢ (samaniyatu alafin wa samaniyatu miatin isna wa isyruna) = 8.822
٦١٥٣ (sittatu alafin wa miatin salasu wa khamsuna) = 6.153
٢٣٧٥٠ (salasu wa isyruna alafin wa sab’atu miatin wa khamsuna) = 23.750
٢٧٥٦٣٧ (miataani khamsu wa sab’una alafin wa sittuna miatin samani wa salasun) = 275.637

Share this:

Post a Comment

Welcome ^^
Thank You for Visit my Blog :D

Total Pageviews

Followers

 
Copyright © 2014 WhateverMi Info. Designed by OddThemes